Sudut Pandang yang Berbeda dari Sistem Zonasi


Pihak Kemendikbud baru saja mengeluarkan sistem baru dalam PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) yang bernama zonasi,dimana untuk masuk ke jenjang sekolah yang baru akan ditentukan oleh lokasi sekolah yang terdekat dari tempat tinggal siswa.Sistem ini bertujuan untuk memeratakan pendidikan di seluruh Indonesia yang berarti secara tidak langsung menghilangkan istilah "sekolah unggulan" kepada beberapa sekolah negeri.Tentu kritik pedas dilancarkan oleh berbagai pihak setelah sistem ini dikeluarkan.

Harapan siswa untuk masuk ke sekolah-sekolah negeri unggulan harus pupus karena masalah jarak dan nila UN yang menjadi tidak ada gunanya menjadi bahan untuk kritik.Bahkan meme tentang sistem zonasi sudah beredar diberbagai sosial media.Seharusnya itu semua sudah cukup membuat pihak Kemendikbud untuk kembali merivisi peraturan ini.Sistem ini pun di revisi kembali dengan mengurangi presentase jalur zonasi dan meningkatkan presentase jalur prestasi (Sumber : CNN Indonesia).Namun tetap saja menurut saya revisi tersebut belum cukup memuaskan bagi kalangan masyarakat khusunya orang tua siswa.

Mari kita kesampingkan sejenak kritik serta komentar negatif masyarakat dan melihat dari sudut pandang yang berbeda.Pada dasarnya sistem ini bertujuan untuk memeratakan pendidikan di indonesia serta menghilangkan istilah "sekolah unggulan" kepada beberapa sekolah negeri.Pastinya sebelum kebijakan ini dikeluarkan banyak siswa gagal masuk ke sekolah unggulan yang mereka inginkan sehingga mereka pun masuk ke sekolah yang "biasa-biasa saja".Bisa dibilang sistem yang diberlakukan sekarang lebih memudahkan mereka yang kemungkinan tidak bisa masuk ke sekolah unggulan karena seleksi yang ketat,namun tetap saja tidak semua orang bisa merasakan sekolah unggulan tersebut mengingat jarak yang jauh dari sekolah terebut,tetapi mari kita kesampingkan hal tersebut sejenak.


Dengan menghilangkan mindset "sekolah unggulan" pada beberapa sekolah membuat sekolah yang tadinya hanya berisikan mereka yang "pintar" sekarang juga menampung mereka yang "kurang pandai" dalam satu sekolah yang sama sehingga bukan hanya orang "pintar" yang merasakan kualitas pendidikan yang tinggi dan fasilitas yang baik,namun semua siswa punya kesempatan yang sama.Di sisi yang lain,sekolah yang awalnya memiliki kualitas pendidikan rendah dan fasilitas yang kurang memadai dapat bangkit dengan adanya beberapa siswa "pintar" yang dapat berprestasi sehingga pamor sekolah naik dan sumbangan dari beberapa orang tua siswa "berkelebihan" yang anaknya gagal masuk ke sekolah yang diinginkan lalu masuk ke sekolah yang "biasa-biasa saja" tersebut sehingga fasilitas sekolah dapat meningkat.

Tentu semua hal tersebut tidak bisa terjadi begitu saja,misalnya saja siswa yang gagal masuk sekolah negeri unggulan mungkin akan memilih sekolah swasta karena saran orang tua yang tidak ingin anaknya masuk ke sekolah yang "biasa-biasa saja" itu.Kasus lainnya lagi misalkan sekolah yang awalnya berlabel "sekolah unggulan" berisikan siswa "pintar" jadi terpuruk dalam beberapa tahun karena berisikan siswa "kurang bermoral"dan "kurang pandai" serta jumlah orang tua siswa yang "berkelebihan"berkurang sehingga perlahan beberapa fasilitas pun tidak terawat dan ditiadakan.

Saya tidak menyalahkan mereka yang "kurang bermoral","kurang pandai",ataupun masalah ekonomi beberapa orang tua siswa,namun itu fakta yang terjadi dibeberapa sekolah.Satu-satunya cara agar meningkatkan peluang masuknya siswa"pintar"dan adanya orang tua siswa yang "berkelebihan" adalah dengan menambah jumlah daya tampung siswa pada sekolah tersebut.Namun banyaknya jumlah siswa juga bisa menjadikan pengajaran yang tidak efektif dan kontrol terhadap setiap siswa yang susah.

Anime : Tsuki ga Kirei

Semuanya kembali lagi dari cara pandang kita terhadap sistem ini.Saya percaya kalau orang tua siswa bisa memandang sistem zonasi secara positif,sistem ini akan berjalan dengan baik dan tujuan baik dari pihak Kemendikbud dapat terwujud.Bisa dibilang saya juga salah satu yang kurang setuju dengan sistem zonasi ini dengan alasan bahwa tidak semua sekolah memiliki kualitas yang sama sehingga tujuan untuk memeratakan pendidikan di Indonesia bisa saja tidak terwujud.Namun saya tetap ingin berpikir positif akan sistem ini dan membagikan sudut pandang positif ini kepada orang-orang.
.

.

.

.

.

.

Sekian pembahasan saya tentang "Sudut Pandang yang Berbeda dari Sistem Zonasi".

Maafkan jika masih kacau dan jauh dari kata layak :v

Tinggalkan komentar anda dan Terima Kasih atas kunjungannya !

 うまくいけば便利です !! (Semoga Berfaedah !!).

.

.

.

.

(Keep support my another blog : cerpensayasendiri.blogspot.com ,blog berisikan cerpen yang merupakan buatan saya sendiri :v)

Comments

Popular Posts